Rabu, 14 September 2011

Mahar-Q

Mahar dalam pernikahan



Mahar adalah harta yang diberikan pihak calon suami kepada calon
 istrinya untuk dimiliki sebagai penghalal hubungan mereka. Mahar ini
 menjadi hak istri sepenuhnya, sehingga bentuk dan nilai mahar ini pun
 sangat ditentukan oleh kehendak istri. Bisa saja mahar itu berbentuk
 uang, benda atau pun jasa, tergantung permintaan pihak istri. Mahar dan Nilai Nominal

Mahar ini pada hakikatnya dinilai dengan nilai uang, sebab mahar
 adalah harta, bukan sekedar simbol belaka. Itulah sebabnya seorang
 dibolehkan menikahi budak bila tidak mampu memberi mahar yang diminta
 oleh wanita merdeka. Kata ‘tidak mampu’ ini menunjukkan bahwa mahar di
 masa lalu memang benar-benar harta yang punya nilai nominal tinggi.
 Bukan semata-mata simbol seperti mushaf Al-Quran atau benda-benda yang
 secara nominal tidak ada harganya.

Hal seperti ini yang di masa sekarang kurang dipahami dengan cermat
 oleh kebanyakan wanita muslimah. Padahal mahar itu adalah nafkah awal,
 sebelum nafkah rutin berikutnya diberikan suami kepada istri. Jadi
 sangat wajar bila seorang wanita meminta mahar dalam bentuk harta yang
 punya nilai nominal tertentu. Misalnya uang tunai, emas, tanah, rumah,
 kendaraan, deposito syariah, saham, kontrakan, perusahaanatau benda
 berharga lainnya.
 Adapun mushaf Al-Quran dan seperangkat alat shalat, tentu saja nilai
 nominalnya sangat rendah, sebab bisa didapat hanya dengan beberapa
 puluh ribu rupiah saja. Sangat tidak wajar bila calon suamiyang punya
 penghasilan menengah, tetapi hanya memberi mahar semurah itu kepada
 calon istrinya.

Akhirnya dengan dalih agar tidak dibilang ‘mata duitan’, banyak wanita
 muslimah yang lebih memilih mahar semurah itu. Lalu diembel-embeli
 dengan permintaan agar suaminya itu mengamalkan Al-Quran. Padahal
 pengamalan Al-Quran itu justru tidak terukur, bukan sesuatu yang
 eksak. Sedangkan ayat dan hadits yang bicara tentang mahar justru
 sangat eksak dan bicara tentang nilai nominal. Bukan sesuatu yang
 bersifat abstrak dan nilai-nilai moral.

Justru embel-embel inilah yang nantinya akan merepotkan diri sendiri.
 Sebab bila seorang suami berjanji untuk mengamalkan isi Al-Quran
 sebagai mahar, maka mahar itu menjadi tidak terbayar manakala dia
 tidak mengamalkannya. Kalau mahar tidak terbayar, tentu saja akan
 mengganggu status perkawinannya.

Mahar Dengan Mengajar Al-Quran

Demikian juga bila maharnya adalah mengajarkan Al-Quran kepada istri,
 tentu harus dibuat batasan bentuk pengajaran yang bagaimana,
 kurikulumnya apa, berapa kali pertemuan, berapa ayat, pada kitab
 rujukan apa dan seterusnya. Sebab ketika mahar itu berbentuk emas,
 selalu disebutkan jumlah nilainya atau beratny, maka ketika mahar itu
 berbentuk pengajaran Al-Quran, juga harus ditetapkan batasannya.

Kejadian di masa Rasulullah SAW di mana seorang shahabat memberi mahar
 berupa hafalan Al-Quran, harus dipahami sebagai jasa mengajarkan
 Al-Quran. Dan mengajarkan Al-Quran itu memang jasa yang lumayan mahal
 secara nominal. Apalagi kita tahu bahwaistilah ‘mengajarkan Al-Quran’
 di masa lalu bukan sebatas agar istri bisa hafal bacaannya belaka,
 melainkan juga sekaligus dengan makna, tafsir, pemahaman fiqih dan
 ilmu-ilmu yang terkait dengan masing-masing ayat tersebut.

Dari Sahal bin Sa’ad bahwa nabi SAW didatangi seorang wanita yang
 berkata,”Ya Rasulullah kuserahkan diriku untukmu”, Wanita itu berdiri
 lama lalu berdirilah seorang laki-laki yang berkata,” Ya Rasulullah
 kawinkan dengan aku saja jika kamu tidak ingin menikahinya.”
 Rasulullah berkata,” Punyakah kamu sesuatu untuk dijadikan mahar? dia
 berkata, “Tidak kecuali hanya sarungku ini” Nabi menjawab,”bila kau
 berikan sarungmu itu maka kau tidak akan punya sarung lagi, carilah
 sesuatu.” Dia berkata,” aku tidak mendapatkan sesuatupun.” Rasulullah
 berkata, ” Carilah walau cincin dari besi.” Dia mencarinya lagi dan
 tidak juga mendapatkan apa-apa. Lalu Nabi berkata lagi,” Apakah kamu
 menghafal qur’an?” Dia menjawab,”Ya surat ini dan itu” sambil
 menyebutkan surat yang dihafalnya. Berkatalah Nabi,”Aku telah
 menikahkan kalian berdua dengan mahar hafalan qur’anmu” (HR Bukhori
 Muslim).

Dalam beberapa riwayat yang shahih disebutkan bahwa beliau bersabda,”
 Ajarilah dia al-qur’an.” Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa
 jumlah ayat yang diajarkannya itu adalah 20 ayat.

Permintaan mahar dalam bentuk harta yang punya nilai nominal ini pada
 gilirannya harus dipandang wajar, sebab kebanyakan wanita sekarang
 seolah tidak terlalu mempedulikan lagi nilai nominal mahar yang akan
 diterimanya.

Nominal Mahar Dalam Kajian Para Ulama

Secara fiqhiyah, kalangan Al- Hanafiyah berpendapat bahwa minimal
 mahar itu adalah 10 dirham. Sedangkan Al-Malikiyah mengatakan bahwa
 minimal mahar itu 3 dirham. Meskipun demikian sebagian ulama
 mengatakan tidak ada batas minimal dengan mahar.
 Bila Laki-laki Tidak Mampu Boleh Mencicil
 Kenyataan bahwa manusia itu berbeda-beda tingkat ekonominya, sangat
 dipahami oleh syariah Islam. Bahwa sebagian dari manusia ada yangkaya
 dan sebagian besar miskin. Ada orang mempunyai harta melebihi
 kebutuhan hidupnya dan sebaliknya ada juga yang tidak mampu
 memenuhinya.

Karena itu, syariah Islam memberikan keringanan kepada laki-laki yang
 tidak mampu memberikan mahar bernilai nominal yang tinggi sesuai
 permintaan calon istri, untuk mencicilnya atau mengangsurnya.
 Kebijakan angsuran mahar ini sebagai jalan tengah agar terjadi win-win
 solution antara kemampuan suami dan hak istri. Agar tidak ada yang
 dirugikan.

Istri tetap mendapatkan haknya berupa mahar yang punya nilai nominal,
 sedagkan suami tidak diberatkan untuk membayarkannya secara tunai.
 Inilah yang selama ini sudah berjalan di dalam hukum Islam. Ingatkah
 anda, setiap kali ada ijab kabul diucapkan, selalu suami
 mengatakan,”Saya terima nikahnya dengan maskawin tersebut di atas
 TUNAI!!.” Mengapa ditambahi dengan kata ‘TUNAI’?, sebab suami
 menyatakan sanggup untuk memberikan mahar secara tunai.

Namun bila dia tidak punya kemampuan untuk membayar tunai, dia boleh
 mengangsurnya dalam jangka waktu tertentu. Jadi bisa saja bunyi ucapan
 lafadznya begini: “Saya terima nikahnya dengan maskawin uang senilai
 100 juta yang dibayarkan secara cicilan selama 10 tahun.”

Bila Terlalu Miskin Dan Sangat Tidak Mampu

Namun ada juga kelas masyarakat yang sangat tidak mampu, miskin dan
 juga fakir. Di mana untuk sekedar makan sehari-hari pun tidak punya
 kepastian. Namun dia ingin menikah dan punya istri.
 Solusinya adalah dia boleh memilih istri yang sekiranya sudah mengerti
 keadaan ekonominya. Kalau membayar maharnya saja tidak mampu, apalagi
 bayar nafkah. Logika seperti itu harus sudah dipahami dengan baik oleh
 siapapun wanita yang akan menjadi istrinya.

Maka Islam membolehkan dia memberi mahar dalam bentuk apapun, dengan
 nilai serendah mungkin. Misalnya cincin dari besi, sebutir korma, jasa
 mengajarkanatau yang sejenisnya. Yang penting kedua belah pihak ridho
 dan rela atas mahar itu.

a. Sepasang Sendal Di masa Rasulullah SAW, kejadian mengenaskan
 seperti itu pernah terjadi. Di mana seorang laki-laki yang sangat
 miskin ingin menikah dan tidak punya harta apapun. Maka dibolehkan
 mahar itu meski berupa sendal.
 Dari Amir bin Rabi’ah bahwa seorang wanita dari bani Fazarah menikah
 dengan mas kawin sepasang sendal. Lalu Rasulullah SAW bertanya,
 “Relakah kau dinikahi jiwa dan hartamu dengan sepasang sendal ini?”
 Dia menjawab,” Rela.” Maka Rasulullahpun membolehkannya (HR. Ahmad
 3/445, Tirmidzi 113, Ibnu madjah 1888).

b. Hafalan Quran:
 Ada juga orang yang sangat miskin, tidak punya harta apapun, namun di
 kepalanya ada ilmu-ilmu keIslaman, dia banyak hafal Al-Quran dan
 mengerti dengan baik tiap ayat yang pernah dipelajarinya.
 Maka atas ilmunya yang sangat berharga itu, dia boleh menjadikannya
 sebagai sebuah ‘harta’ yang punya nilai nominal tinggi. Meski tidak
 berbentuk logam emas. Kejadian itu benar-benar ada di masa Rasulullah
 SAW.

Dari Sahal bin Sa’ad bahwa nabi SAW didatangi seorang wanita yang
 berkata,”Ya Rasulullah kuserahkan diriku untukmu”, Wanita itu berdiri
 lama lalu berdirilah seorang laki-laki yang berkata,” Ya Rasulullah
 kawinkan dengan aku saja jika kamu tidak ingin menikahinya.”
 Rasulullah berkata,” Punyakah kamu sesuatu untuk dijadikan mahar? dia
 berkata, “Tidak kecuali hanya sarungku ini” Nabi menjawab,”bila kau
 berikan sarungmu itu maka kau tidak akan punya sarung lagi, carilah
 sesuatu.” Dia berkata,” aku tidak mendapatkan sesuatupun.” Rasulullah
 berkata, ” Carilah walau cincin dari besi.” Dia mencarinya lagi dan
 tidak juga mendapatkan apa-apa. Lalu Nabi berkata lagi,” Apakah kamu
 menghafal qur’an?” Dia menjawab,”Ya surat ini dan itu” sambil
 menyebutkan surat yang dihafalnya. Berkatalah Nabi,”Aku telah
 menikahkan kalian berdua dengan mahar hafalan qur’anmu” (HR Bukhori
 Muslim).
 Dalam beberapa riwayat yang shahih disebutkan bahwa beliau bersabda,”
 Ajarilah dia al-qur’an.” Dalam riwayat Abu Hurairah disebutkan bahwa
 jumlah ayat yang diajarkannya itu adalah 20 ayat.

c. Tidak Dalam Bentuk Apa-apa:
 Bahkan bila seorang laki-laki tidak punya harta, juga tidak punya
 ilmu, tapi tetap ingin menikah agar tidak jatuh ke dalam lembah zina,
 boleh saja seorang wanita emngikhlaskan semua haknya untuk menerima
 harta mahar.
 Sebab mahar itu memang hak sepenuhnya calon istri, maka bila dia
 merelakan sama sekali tidak menerima apa pun dari suaminya, tentu
 tidak mengapa. Dan kejadian itu pun pernah terjadi di masa Rasulullah
 SAW. Cukup baginya suaminya yang tadinya masih non muslim itu untuk
 masuk Islam, lalu wanita itu rela dinikahi tanpa pemberian apa-apa.
 Atau dengan kata lain, keIslamanannya itu menjadi mahar untuknya.
 Dari Anas bahwa Aba Tholhah meminang Ummu Sulaim lalu Ummu Sulaim
 berkata, ” Demi Allah, lelaki sepertimu tidak mungkin ditolak
 lamarannya, sayangnya kamu kafir sedangkan saya muslimah. Tidak halal
 bagiku untuk menikah denganmu. Tapi kalau kamu masuk Islam,
 keIslamanmu bisa menjadi mahar untukku. Aku tidak akan menuntut
 lainnya.” Maka jadilah keIslaman Abu Tholhah sebagai mahar dalam
 pernikahannya itu. (HR Nasa’i 6/ 114).
 Semua hadist tadi menunjukkan kasus kasus yang terjadi di masa lalu,
 di mana seorang laki-laki yang punya kewajiban memberi mahar dengan
 nilai tertentu, tidak mampu membayarkannya. Hadits-hadits di atas
 tidak menunjukkan standar nilai nominal mahar di masa itu, melainkan
 sebuah pengecualian.
 Hal itu terbuktiketika Umar Bin Khattab Ra berinisiatif memberikan
 batas maksimal untuk masalah mahar saat beliau bicara di atas mimbar.
 Beliau menyebutkan maksimal mahar itu adalah 400 dirham. Namun segera
 saja dia menerima protes dari para wanita dan memperingatkannya dengan
 sebuah ayat qur’an. Sehingga Umar pun tersentak kaget dan
 berkata,”Allahumma afwan, ternyata orang -orang lebih faqih dari
 Umar.” Kemudian Umar kembali naik mimbar,”Sebelumnya aku melarang
 kalian untuk menerima mahar lebih dari 400 dirham, sekarang silahkan
 lakukan sekehendak anda.”
 Dalam konteks kebiasaan mahalnya mahar wanita di zaman itulah
 kira-kira tepatnya hadits Rasulullah SAW berikut.

Dari Aisyah ra bahwa Rasulullah SAW bersabda,” Nikah yang paling besar
 barakahnya itu adalah yang murah maharnya” (HR Ahmad 6/145)
 Namun hadits ini perlu dipahami dalam konteks wanita di masa itu yang
 sama sekali tidak mau bergeming dari tarif mahar yang diajukannya.
 Sedangkan untuk konteks kita di Indonesia, di mana kebiasaan kita
 memberi mahar berupa mushaf Al-Quran dan seperangkat alat shalat yang
 sangat murah, tentu perlu dipahami secara lebih luas.
 Wallahu a’lam bishshawab, wassalamu ‘alaikum warahmatullahi wabarakatuh,

from : Ust. Ahmad Sarwat, Lc.



Khasiat Si Bawang Putih

BAWANG PUTIH

Nama Lokal :
 Garlic (Inggris), Bawang Putih (Indonesia), Bawang (Jawa); Bawang Bodas (Sunda), Bawang handak (Lampung); Kasuna (Bali), Lasuna pute (Bugis), Bhabang pote (Madura); Bawa bodudo (Ternate), Kalfeo foleu (Timor);

 Penyakit Yang Dapat Diobati :
 Hipertensi, Asma, Batuk, Masuk angin, Sakit kepala, Sakit kuning; Sesak nafas, Busung air, Ambeien, Sembelit, Luka memar, Abses; Luka benda tajam, digigit serangga, Cacingan, Sulit tidur (Insomnia);

 1. Hipertensi
 a. Bahan: 3 siung bawang putih,
 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus dan diperas dengan
 air secukupnya, Ialu disaring;
 Cara menggunakan: diminum secara teratur setiap hari.

 b. Bahan : 2 siung bawang putih;
 Cara membuat: bawang putih dipanggang dengan api;
 Cara menggunakan: dimakan setiap pagi selama 7 hari.

 2. Asma, batuk dan masuk angin
 Baban: 3 siung bawang putih, 1 sendok makan madu dan gula batu
 secukupnya;
 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian dioplos
 bersama bahan lainnya sampai merata dan diperas/disaring;
 Cara menggunakan: diminum setiap pagi sampai sembuh.

 3. Sakit kepala
 Bahan: umbi bawang putih;
 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
 Cara menggunakan: untuk kompres pada dahi.

 4. Sakit kuning, sesak nafas dan busung air
 Bahan: 1 umbi bawang putih, 1 potong gula batu sebesar telur ayam
 Cara membuat : umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian kedua
 bahan tersebut direbus bersama dengan 3 gelas air sampai mendidih
 dan diaduk sampai merata, dan disaring;
 Cara menggunakan: diminum 2 kali sehari 2 sendok makan, pagi dan
 sore.

 5. Ambeien
 Bahan : umbi bawang putih;
 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian diperas
 untuk diambil airnya;
 Cara menggunakan: dioleskan di sekitar dubur setiap hari.

 6. Sembelit
 Bahan: yoghurt bawang putih dan bawang merah secukupnya;
 Cara membuat: kedua bahan tersebut ditumbuk halus, diperas untuk
 diambil airnya, kemudian dicampur sampai merata dan disaring;
 Cara menggunakan: diminuni biasa.

 7. Luka memar karena tikaman atau pukulan
 Bahan: bawang putih dan 1 sendok madu;
 Cara membuat: bawang putih ditumbuk halus, kemudian diberi 1
 sendok madu dan dicampur sampai merata;
 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

 8. Luka kena benda tajam berkarat
 Bahan: umbi bawang putih dan minyak kelapa secukupnya;
 Cara membuat: umbi bawang putih dibakar, kemudian dicelupkan ke
 dalam minyak kelapa dan ditumbuk halus;
 Cara menggunakan: dioleskan pada bagian yang luka.

 9. Mempercepat matangnya bengkak abses
 Bahan : umbi bawang putih;
 Cara membuat: umbi bawang putih dipanasi dengan minyak cat,
 kemudian ditumbuk halus;
 Cara menggunakan : ditempelkan pada bagian yang bengkak.

 10. Untuk mengeluarkan serpihan kaca, kayu atau duri
 Bahan: umbi bawang putih;
 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus;
 Cara menggunakan: ditempelkan pada baglan yang kemasukan
 serpihan kaca, kayu atau duri.

 11. Sengatan serangga
 Bahan: umbi bawang putih, sendowo dan garam secukupnya;
 Cara membuat: umbi bawang putih ditumbuk halus, kemudian
 dicampur dengan bahan lainnya sampai merata;
 Cara menggunakan: dioleskan ada bagian tubuh yang disengat
 serangga.

 12. Mengusir cacing kremi dan cacing perut
 Baban: beberapa siung bawang push;
 Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
 Cara menggunakan: dimakan langsung.

 13. Sulit tidur (insomnia)
 Bahan: beberapa slung bawang putih;
 Cara membuat: dikupas dan dicuci bersih;
 Cara menggunakan: dimakan langsung sebelum tidur.

 Komposisi :
 KANDUNGAN KIMIA : Dari umbi bawang putih per 100 gram mengandung : - protein sebesar 4,5 gram. - lemak 0,20 gram, - hidrat arang 23, 1 0 gram, - vitamin B 1 0,22 miligram, - vitamin C 1 5 miligram, - kalori 95 kalori, - posfor 134 miligram, - kalsium 42 miligrain. - besi 1 miligram dan - air 71 gram. Di samping itu dari beberapa penelitian umbi bawang putih mengandung zat aktif awcin, awn, enzim alinase, germanium, sativine, sinistrine, selenium, scordinin, nicotinic acid.
materi referensi:
http://www.iptek.net.id/ind/pd_tanobat/v…



Pemeriksaan Hb Sahli

LESSON PLAN PRAKTEK





Topik Keterampilan          : Melakukan Pemeriksaan Hemoglobin Dengan Metode Sahli

Waktu                                : 30 menit

Sasaran/Tujuan       : Setelah mengikuti demonstrasi ini mahasiswa mampu melakukan pemeriksaan hemoglobin menggunakan metode sahli dengan benar dan sesuai standar.

Alat                             :  - Tabung sahli
-    Bengkok
-    Jarum steril/lanset
-    Kapas
-    Standar warna
-    Pipet 20 ul
-    Handschoen
-    Pengaduk

Bahan                         :  - Darah
-    HCl 1 %
-    Aquadest

Alat Bantu                 :   - OHT
-    Flipchart
-    Papan tulis

Petunjuk              :    1. Siapkan alat-alat dan bahan yang diperlukan untuk pemeriksaan hemoglobin pada ibu hamil
                                               2.   Baca dan pelajari lembar kerja atau daftar tilik atau job sheet
                                               3. Ikuti petunjuk instruktur
                                               4. Laporkan hasil kerja setelah melakukan praktek

Keselamatan Kerja   :   1. Pusatkan perhatian pada pemeriksaan dan keselamatan ibu.
                                        2. Letakkan peralatan pada tempat yang mudah dijangkau.
                                        3. Pakailah peralatan yang sesuai dengan fungsi dan urutan kerja
                                        4. Perhatikan teknik pemeriksaan dan keadaan ibu
                                        5. Terapkan sesuai job sheet atau daftar tilik.

Buku Sumber            :1. JHPIEGO, PUSDIKNAKES, WHO, 2001, Asuhan Kebidanan Fisiologis Bagi Dosen Diploma III Kebidanan, Topik 3, Pelajaran 5, Hal.58.

Metode                       : Demonstrasi, ada 4 langkah yaitu :
1)      Persiapan
2)      Penyajian
3)      Penerapan/Aplikasi
4)      Evaluasi

I.  PERSIAPAN
Assalamu ‘alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh,
     Pada pertemuan yang lalu telah dibicarakan mengenai pemeriksaan-pemeriksaan laboratorium pada ibu hamil.
     Salah satu dari pemeriksaan tersebut adalah pemeriksaan hemoglobin. Tujuan dari pemeriksaan laboratorium ini adalah untuk mendeteksi komplikasi-komplikasi pada kehamilan. Selama kunjungan antenatal seorang bidan harus melakukan pemeriksaan yang didukung oleh riset ilmiah, dimana dengan pemeriksaan ini diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan neonatus.



II.                PENYAJIAN
NO
LANGKAH-LANGKAH
KEY POINT

1.




Persiapan
Siapkan peralatan dan bahan yang diperlukan sesuai dengan urutan kegiatan.
       

                   



Pastikan bahan dan alat dalam keadaan dapat digunakan sesuai urutan kerja.


2.
Suruh ibu untuk di kursi yang telah disiapkan

              

Beritahukan pada ibu mengenai apa yang akan dilakukan.

3.
Cuci tangan dengan sabun dan air mengalir dan kemudian pasang handschoen.
   
Sebelum melakukan sesuatu pekerjaan bidan harus teknik pencegahan infeksi

4.
Isi tabung sahli dengan HCl 1 % sampai dengan batas angka 2.
                
·     Gunakan pipet untuk mengisi tabung.
·     HCl 1 % tidak boleh lebih atau kurang dari batas angka 2

5.
Bersihkan jari yang akan ditusuk dengan kapas alkohol.

          

Biarkan sampai alkohol kering.
6.
Tusuk jari dengan menggunakan jarum steril/lancet, bersihkan darah yang pertama keluar dengan kapas kering, tekan jari agar darah lebih banyak keluar.
            
Pada orang dewasa jari yang ditusuk biasanya jari manis atau jari tengah bagian tepi karena pada daerah tersebut banyak mengandung pembuluh darah kapiler dan kurang sensitif.
7.
Gunakan pipet untuk menghisap darah sampai darah mencapai garis biru pada tabung atau 20 mm.
             
Usahakan jangan sampai ada udara yang masuk pada pipet penghisap karena akan mengurangi keakuratan hasil pemeriksaan.
8.
Masukkan darah ke dalam tabung sahli dengan hati-hati sampai semua darah keluar dari pipet.

·    Ujung pipet harus masuk ke dalam larutan HCl 1 %.
·    Masukkan darah secepatnya sebelum membeku

9.
Aduk HCl 1% dan darah sampai benar-benar tercampur.
                           
Warnanya akan berubah kuning kecoklatan.
10.
Masukkan aquadest tetes demi tetes ke dalam tabung sahli, aduk kembali setelah ditetesi sampai warnanya sama dengan warna tabung standar.
                       
Usahakan jangan sampai ada gelembung-gelembung udara dalam tabung sahli saat mengaduk karena akan mempengaruhi pembacaan hasil pemeriksaan.
11.
Lihat ujung/tepi lengkungan paling atas dan baca angka diujung tersebut. Itulah kadar hemoglobinnya.
                           
Lihat pada tempat yang terang atau ada sinar/cahaya.
12.
Catat hasil dan beritahukan pada ibu.


13.
Rapikan alat dan cuci handscoen dalam keadaan dipakai dan buka dalam keadaan terbalik kemudian rendam dalam larutan klorin


14.
Cuci tangan dan keringkan dengan handuk bersih.
         


III.             PENERAPAN
1.      Untuk melakukan demonstrasi, mahasiswa dibagi kedalam beberapa kelompok dan setiap kelompok masing-masing terdiri dari 3 - 4 orang.
2.      Setiap mahasiswa harus mendemonstrasikan secara bergantian dalam kelompok masing-masing dan dibimbing oleh dosen.
3.      Setiap mahasiswa berlatih secara sendiri-sendiri tanpa bimbingan penuh.
IV.             EVALUASI

Dilakukan penilaian terhadap setiap mahasiswa secara individu dan objektif dengan menggunakan daftar tilik sehingga kemampuan mahasiswa benar-benar diketahui.



Selasa, 13 September 2011

ASKEB I - KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL

MaTeRi KuLiaH biDan Askeb 1

Mata Kuliah        : Asuhan kebidanan I (kehamilan)
Kode MK             : BD. 301
Topik                  : Menjelaskan kebutuhan dasar ibu hamil sesuai dengan tahap
                            perkembangannya
Sub Topik            : 1.  Ketidak nyamanan dan cara mengatasinya
                               2.  Kunjungan ulang
                               3.  Pekerjaan
                               4.  Tanda bahaya dalam kehamilan
Waktu                 : 120 menit


Objektif Perilaku Siswa
Setelah membaca hand out, diharapkan :
Mahasiswa dapat menjelaskan kebutuhan dasar ibu hamil sesuai tahap perkembangannya dengan baik dan benar.


 Daftar Pustaka

1.       Stoppard, Miriam. 2002. Kehamilan dan Kelahiran. Mitra Media publisher. Hal 171-173
2.       Susilowati H, Endang. 2006. Lebih  jauh tentang kehamilan. Jakarta. Edsa Mahkota. Hal 5-8, hal 26-28
3.       Walsh, Linda. 2001. Community – Based Care During the Childbearing Year. W.B Saunders Company. United States of America. Hal 133-153
4.       ______________ . 2003. Buku 2 : Asuhan Antenatal. Pusdiknakes. Hal 74-88
5.         Sulistyawati A, Asuhan Kebidanan pada Masa Kehamilan, Salemba Medika, Jakarta, 2009, hal; 117-123

š   Pendahuluan   
            Tidak semua ibu hamil mengalami ketidaknyamanan dalam kehamilan, tetapi dapat dipastikan hampir sebagian besar ibu hamil mengalami beberapa ketidaknyamanan dalam kehamilan. Kebanyakan dari keluhan tersebut adalah merupakan hal yang normal dan merupakan bagian dari perubahan yang terjadi pada tubuh ibu selama kehamilan. Walaupun ketidaknyamanan ini tidak mengancam keselamatan jiwa, namun hal tersebut dapat sangat menjemukan dan menyulitkan bagi ibu.
Sebagai seorang Bidan sangat penting untuk dapat mendengarkan, membicarakan dengan ibu mengenai berbagai macam keluhannya, serta mencari cara untuk mengatasi keluhan yang dialami oleh ibu, sehingga ibu hamil dapat menikmati kehamilannya dengan bahagia. Pengetahuan yang diberikan oleh Bidan mengenai ketidaknyamanan tersebut akan membuat perbedaan yang signifikan mengenai bagaimana ibu hamil  tersebut memandang serta menjalani kehamilannya dengan lebih baik.
Untuk dapat menurunkan angka kematian ibu di Indonesia, Departemen Kesehatan melakukan strategi agar semua  asuhan antenatal dan sekitar 60 % dari keseluruhan persalinan  dilayani oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Strategi ini dilaksanakan untuk dapat mengenali dan menanggulangi gangguan kehamilan dan persalinan sedini mungkin, meskipun pada umumnya kehamilan berkembang dengan normal dan menghasilkan kelahiran bayi sehat cukup bulan melalui jalan lahir namun kadang-kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan. Sulit diketahui sebelumnya bahwa kehamilan akan menjadi masalah. Sistem penilaian risiko tidak dapat memprediksi apakah ibu hamil akan bermasalah selama kehamilannya. Oleh karena itu pelayanan atau asuhan antenatal merupakan cara penting untuk memonitor dan mendukung kesehatan ibu hamil normal dan mendeteksi ibu dengan kehamilan normal. Itu sebabnya mengapa ibu hamil memerlukan pemantauan selama kehamilannya. Ingat, wanita hamil seharusnya melakukan minimal 4 kali kunjungan antenatal selama kehamilan.
Untuk itu, didalam hand out ini akan membahas lebih jelas mengenai kunjungan ulang selama kehamilan, yang meliputi :
1.       Pengertian kunjungan ulang
2.       Tujuan kunjungan ulang
3.       Jadwal kunjungan ulang
4.       Pengkajian yang dilakukan pada kunjungan ulang
Hal ini penting diketahui untuk praktisi bidan dalam memberikan asuhan kebidanannya didalam mengidentifikasi tanda bahaya ini pada setiap kunjungan. Jika bidan bidan menemukan suatu tanda bahaya maka akan mempermudah bidan mendeteksi dini komplikasi-komplikasi pada kehamilan sehingga mempermudah bidan dalam mrencanakan penatalaksanaan asuhan yang sesuai, yang pada akhirnya akan dapat mencegah resiko kematian ibu dan janin.

Uraian Materi
KEBUTUHAN DASAR IBU HAMIL SESUAI TAHAP PERKEMBANGANNYA

I.       KETIDAKNYAMANAN PADA KEHAMILAN DAN CARA MENGATASINYA
Dalam proses kehamilan terjadi perubahan sistem dalam tubuh ibu yang semuanya membutuhkan suatu adaptasi, baik fisik maupun psikologis. Dalam proses adaptasi tersebut tidak jarang ibu akan mengalami ketidaknyamanan yang meskipun hal itu adalah fisiologis namun tetap perlu diberikan suatu pencegahan dan perawatan. Beberapa ketidaknyamanan dan cara mengatasinya adalah sebagai berikut :

Tabel I. Ketidaknyamanan Masa Hamil dan Cara Mengatasinya
No.
Ketidaknyamanan
Cara Mengatasi
1.
Sering buang air kecil. Trimester I dan III
·      Penjelasan mengenai sebab terjadinya
·      Kosongkan saat ada dorongan untuk kencing
·      Perbanyak minum pada siang hari
·      Jangan kurangi minum untuk mencegah nokturia, kecuali jika nokturia sangat mengganggu tidur di malam hari
·      Batasi minum kopi, teh, dan soda
·      Jelaskan tentang bahaya infeksi saluran kemih dengan menjaga posisi tidur, yaitu dengan berbaring miring ke kiri dan kaki ditinggikan untuk mencegah diuresis
2.
Striae gravidarum
Tampak jelas pada bulan ke 6-7
·      Gunakan emolien topikal atau antipruritik jika ada indikasinya
·      Gunakan baju longgar yang dapat menopang payudara dan abdomen

3.
Hemoroid
Timbul pada Trimester II dan III
·      Hindari konstipasi
·      Makan makanan yang berserat dan banyak minum
·      Gunakan kompres es atau air hangat
·      Dengan perlahan masukkan kembali anus setiap selesai BAB


4.
Kelelahan / Fatigue
Pada Trimester I
·      Yakinkan bahwa ini normal pada awal kehamilan
·      Dorong ibu untuk sering beristirahat
·      Hindari istirahat yang berlebihan
5.
Keputihan
Terjadi pada Trimester I, II, atau III
·      Tingkatkan kebersihan dengan mandi tiap hari
·      Memakai pakaian dalam dari bahan katun dan mudah diserap
·      Tingkatkan daya tahan tubuh dengan makan buah dan sayur
6.
Keringat bertambah
Secara perlahan terus meningkat sampai akhir kehamilan
·      Pakailah pakaian yang tipis dan longgar
·      Tingkatkan asupan cairan
·      Mandi secara teratur
7.
Sembelit
Trimester II dan III
·      Tingkatkan diet asupan cairan
·      Buah prem atau jus prem
·      Minum cairan dingin atau hangat, terutama saaat perut kosong
·      Istirahat cukup
·      Senam hamil
·      Membiasakan buang air besar secara teratur
·      Buang air besar segera setelah ada dorongan
8.
Kram pada kaki
Setelah usia kehamilan 24 minggu
·      Kurangi konsumsi susu (kandungan fosfornya tinggi)
·      Latihan dorsofleksi pada kaki dan meregangkan otot yang terkena
·      Gunakan penghangat untuk otot
9.
Mengidam (pica)
Trimester I
·      Tidak perlu dikhawatirkan selama diet memenuhi kebutuhannya
·      Jelaskan tentang bahaya makanan yang tidak bisa diterima, mencakup gizi yang diperlukan serta memuaskan rasa mengidam atau kesukaan menurut kultur
10.
Napas sesak
Trimester II dan III
·      Jelaskan penyebab fisiologisnya
·      Dorong agar secara sengaja mengatur laju dan dalamnya pernafasan pada kecepatan normal yang terjadi
·      Merentangkan tangan di atas kepala serta menarik nafas panjang
·      Mendorong postur tubuh yang baik, melakukan pernapasan interkostal
11.
Nyeri ligamentum rotundum
Trimester II dan III
·      Berikan penjelasan mengenai penyebab nyeri
·      Tekuk lutut ke arah abdomen
·      Mandi air hangat
·      Gunakan bantalan pemanas pada area yang terasa sakit hanya jika tidak terdapat kontraindikasi
·      Gunakan sebuah bantal untuk menopang uterus dan bantal lainnya letakkan di antara lutut sewaktu dalam posisi berbaring miring.
12.
Berdebar- debar (palpitasi jantung)
Mulai akhir Trimester I
·      Jelaskan bahwa hal ini normal pada kehamilan
13.
Panas perut (heartburn)
Mulai bertambah sejak Trimester II dan bertambah semakin lamanya kehamilan. Hilang pada waktu persalinan
·      Makan sedikit-sedikit tapi sering
·      Hindari makan berlemak dan berbumbu tajam
·      Hindari rokok, asap rokok, alkohol dan cokelat
·      Hindari berbaring setelah makan
·      Hindari minum air putih saat makan
·      Kunyah permen karet
·      Tidur dengan kaki ditinggikan
14.
Perut kembung
Trimester II dan III
·      Hindari makan yang mengandung gas
·      Mengunyah makanan secara sempurna
·      Lakukan senam secara teratur
·      Pertahankan saat buang air besar yang teratur
15.
Pusing / sinkop
Trimester II dan III
·      Bangun secara perlahan dari posisi istirahat
·      Hindari berdiri terlalu lama dalam lingkungan yang hangat dan sesak
·      Hindari berbaring dalam posisi telentang
16.
Mual dan muntah
Trimester I
·      Hindari bau atau faktor penyebabnya
·      Makan biskuit kering atau roti bakar sesaat sebelum bangun dari tempat tidur di pagi hari
·      Makan sedikit tapi sering
·      Duduk tegak setiap kali selesai makan
·      Hindari makanan yang berminyak dan berbumbu
·      Makan makanan kering diantara waktu makan
·      Minum minuman berkarbonat
·      Bangun dari tidur secara perlahan
·      Hindari menggosok gigi setelah makan
·      Minum teh herbal
·      Istirahat sesuai kebutuhan
17.
Sakit punggung atas dan bawah
Trimester II dan III
·      Gunakan posisi tubuh yang baik
·      Gunakan bra yang menopang dengan ukuran yang tepat
·      Gunakan kasur yang keras
·      Gunakan bantal ketika tidur untuk meluruskan punggung





18.
Varises pada kaki
Trimester II dan III
·      Tinggikan kaki sewaktu berbaring
·      Jaga agar kaki tidak bersilangan
·      Hindari berdiri atau duduk terlalu lama
·      Senam untuk melancarkan peredaran darah
·      Hindari pakaian atau korset yang ketat


II.    KUNJUNGAN ULANG

A.    Pengertian

           Kunjungan ulang pada kehamilan yaitu setiap kali kunjungan antenatal  yang dilakukan setelah kunjungan antenatal pertama. Sesuai dengan Kebijakan Departemen Kesehatan, kunjungan minimal selama hamil adalah 4 kali, yaitu 1 kali pada trimester I, 1 kali pada trimester II, dan 2 kali pada trimester III.

B.    Tujuan
           Karena banyak dari riwayat ibu dan pemeriksaan fisik telah  lengkap selama kunjungan antenatal pertama, maka tujuan kunjungan ulang difokuskan pada hal-hal berikut, yaitu:
I.      Pendeteksian komplikasi-komplikasi
                 Setiap kehamilan dapat berkembang menjadi masalah atau komplikasi setiap saat, masalah atau komplikasi tersebut seperti hipertensi, anemia berat, preeklampsia,  pertumbuhan janin terhambat, infeksi saluran kemih, penyakit kelamin dan kondisi-kondisi lain yang dapat memburuk selama kehamilan. Oleh karena itu, ibu hamil dengan masalah kesehatan atau komplikasi yang membutuhkan rujukan untuk konsultasi atau kerjasama penanganan.
2.   Mempersiapkan kelahiran dan kegawat-daruratan
Bidan harus memberikan asuhan dan informasi yang jelas kepada ibu hamil dalam mempersiapkan kelahiran, baik dari segi fisik, mental, materil maupun spritual.
                 Perencanaan dini jika tidak aman bagi ibu melahirkan dirumah, meliputi:
*       Menyepakati diantara pengambilan keputusan dalam keluarga tentang rencana kelahiran (terutama suami dan ibu atau ibu mertua)
*       Persiapan/pengaturan transportasi untuk ke tempat persalinan dengan aman, terutama pada malam hari atau selama musim hujan.
*       Rencana pendanaan untuk transport dan perawatan di tempat persalinan yang aman. Apakah ibu hamil dapat menabung cukup uang, atau dapatkah ia meminta dana masyarakat.
*       Persiapan asuhan anak jika dibutuhkan selama persalinan.


3.      Pemeriksaan fisik yang terfokus
                 Dalam pemeriksaan fisik pada kunjungan ulang lebih ditekankan pada pemeriksaan tekanan darah, berat badan, edema, masalah dari kunjungan pertama.
4.      Pendidikan kesehatan.
Dalam kunjungan ulang perlu disampaikan informasi tentang pentingnya hidup sehat, misalnya sehat diri, makanan, minuman, lingkungan, dan  hal-hal lain yang dapat mempengaruhi kondisi ibu dan kehamilannya.

C.      Jadwal Kunjungan Ulang
      Adapun jadwal kunjungan ulang adalah sebagai berikut :
*     Kunjungan I (16 minggu), dilakukan untuk :
·        Penapisan dan pengobatan anemia,
·        Perencanaan persalinan,
·        Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya.

*     Kunjungan II (24-28 minggu) dan kunjungan III (32 minggu), dilakukan untuk :
·        Pengenalan komplikasi akibat kehamilan dan pengobatannya,
·        Penapisan preeklampsia, gemeli, infeksi alat reproduksi dan saluran perkemihan, MAP,
·        Mengulangi perencanaan persalinan.

*     Kunjungan IV (36 minggu sampai lahir)
·        Sama seperti kegiatan kunjungan II dan III,
·        Mengenali adanya kelainan letak dan presentasi,
·        Memantapkan rencana persalinan,
·        Mengenali tanda-tanda persalinan.
Pada kehamilan tanpa penyulit jumlah kunjungan dapat lebih sedikit. Sebaliknya,
wanita dengan kehamilan berpenyulit sering memerlukan kunjungan ulang setiap 1
sampai 2 minggu.

D.    Pengkajian yang Dilakukan pada Kunjungan Ulang
           Asesmen (penentuan diagnosa) yang dilakukan bidan harus meliputi praktek-praktek dimana riset menunjukkan keuntungan dalam menurunkan kematian ibu dan neonatus atau praktek yang berdasarkan "evidence based”. Informasi tertentu, yang diperoleh dari anamnesis dan pemeriksaan fisik, sangatlah penting.
           Elemen-elemen penting dalam riwayat serta pemeriksaan fisik selama kunjungan ulang antenatal, yaitu :

1.        Riwayat Kehamilan Sekarang :
a.    Gerakan janin (peyulit), Detak Jantung Janin (DJJ), ukuran saat ini dan perubahannya, jumlah cairan ketuban, bagian terbawah janin dan penurunannya, dan aktivitas janin.
b.    Setiap masalah atau tanda-tanda bahaya.
c.    Keluhan-keluhan lazim dalam kehamilan.
d.   Kekhawatiran-khawatiran lain.
e.    Selama pengambilan riwayat, bidan tetap membina hubungan saling percaya dengan ibu dan keluarganya.
2.      Pemeriksaan Fisik :
a.       Tekanan darah saat ini dan besar perubahannya.
b.       Berat badan saat ini dan besar perubahannya.
c.       Gejala, termasuk nyeri kepala, gangguan pengelihatan, nyeri abdomen mual
      dan  muntah, perdarahan, cairan dari vagina, disuria.
d.      Pengukuran tinggi fundus dari simfisis dalam cm.
e.       Memastikan bagian terbawah janin.
f.        Penurunan bagian terbawah janin
g.       Palpasi abdomen untuk mendeteksi kehamilan ganda (setelah 28 minggu).
h.       Manuver Leopold untuk mendeteksi kelainan letak (setelah 36 minggu).
i.         Perdarahan dan pecah ketuban.
            Penelitian membuktikan bahwa pemeriksaan tekanan darah secara rutin merupakan sebuah cara yang efektif untuk mendeteksi pre-eklamsia, suatu kondisi yang membahayakan jiwa. Penelitian juga membuktikan bahwa perkembangan bayi dapat dimonitor dengan menggunakan pengukuran tinggi fundus. Penelitian juga menunjukkan bahwa palpasi abdomen dan manuver Leopold hanya efektif setelah 28 minggu dan 36 minggu usia kehamilan, secara berturut-turut.
3.      Pemeriksaan Laboratorium
             Pemeriksaan laboratorium kunjungan ulang meliputi :
*       Protein urin
Hasil penelitian menunjukkan bahwa penapisan rutin protein urin merupakan
cara efektif mendeteksi pre-ekiamsia, suatu keadaan yang membahayakan jiwa.

*       Kadar Hemoglobin
Kadar hemoglobin awal diperiksa saat kunjungan antenatal awal, saat
kunjungan ulang perlu dilakukan pemeriksaan hemoglobin ulang. Minimal
pemeriksaan Hemoglobin selama kehamilan dilakukan dua kali yaitu pada
trimester pertama dan pada trimester terakhir.
4.         Pemeriksaan Ultrasonografi (USG)
                  Pada kunjungan ulang ultrasonografi hanya dilakukan atas indikasi spesifik.

III.   PEKERJAAN
            Wanita digolongkan sesuai dengan jenis pekerjaan yang mereka jalani. Pekerjaan berdiri misalnya sebagai kasir, teller bank atau dokter gigi, yang memerlukan berdiri dalam posisi yang sama selama lebih dari 3 jam sehari. Pekerjaan aktif misalnya dokter, pelayanan, dan agen real estate yang mengaharuskan berjalan secara kontinu atau intermiten. Pekerjaan sedentary misalnya pustakawan, petugas pembukuan atau sopir bis, yang memerlukan berdiri kurang dari 1 jam perhari. Didapatkan bahwa wanita hamil yang melakukan pekerjaan yang mengharuskan mereka berdiri lamaberisiko lebih besar mengalami persalinan prematur, namun tidak memiliki efek terhadap pertumbuhan janin.
            Adanya peningkatan 20 -60% persalinan prematur, retriksi pertumbuhan janin, atau hipertensipada pekerjaan yang menuntut banyak kegiatan fisik. Risiko terpapar zat- zat teratogenik harus dipertimbangkan selama ibu terpapar dalam lingkungan pekerjaan.
                  Akal sehat mengatakan bahwa setiap pekerjaan yang menyebabkan wanita hamil mengalami tekanan fisik hebat harus dihindari. Secara ideal pekerjaan yang menyebabkan timbulnya kelelahan fisik harus dihentikan. Selama hari kerja harus disediakan periode istirahat yang memadai.
                  Wanita yang kehamilan sebelumnya bermasalah yang besar kemungkinannya berulang, misalnya berat bayi lahir rendah, mungkin harus meminimalkan kerja fisik. Wanita dengan kehamilan tanpa komplikasi biasanya dapat melanjutkan pekerjaannya sampai awitan persalinan. Dianjurkan adanya periode istirahat 4-6 minggu sebelum wanita yang bersangkutan kembali bekerja.


IV.      Tanda Bahaya dalam Kehamilan
1.     Perdarahan Pervaginam


Perdarahan pervaginam dapat terjadi setiap saat pada masa hamil. Hal ini dapat disebabkan oleh kondisi yang ringan, seperti implantasi, servisitis atau polip servik, atau koitus, atau oleh kondisi-kondisi serius yang bahkan mengancam kehidupan, seperti plasenta previa dan solusio plasenta.

Perdarahan pada masa kehamilan dapat dibagi menjadi 2 :
¨       Perdarahan pada masa kehamilan muda
Yaitu perdarahan yang terjadi pada masa kehamilan kurang  dari 22 minggu.
      Pada masa kehamilan muda,  perdarahan pervaginam yang berhubungan dengan  
      kehamilan, dapat berupa:
·         abortus,
·         kehamilan mola, 
·         kehamilan ektopik.
¨       Perdarahan pada masa kehamilan lanjut
Yaitu perdarahan yang terjadi pada usia kehamilan setelah 22 minggu sampai sebelum bayi lahir
Perdarahan setelah usia kehamilan 22 minggu biasanya lebih banyak dan lebih berbahaya. Perdarahan ante partum yang berbahaya umumnya bersumber pada kelainan plasenta, Perdarahan pervaginam pada kehamilan lanjut, dua kondisi yang mengancam jiwa adalah
·         Plasenta Previa 
·         Solutio Plasenta.
Kelainan lain ialah perdarahan yang bersumber dari  kelainan serviks dan vagina. Kelainan-kelainan yang mungkin tampak ialah erosio porsionis uteri, polip cerviks uteri, varises vulva dan trauma.


2.     Sakit Kepala yang Hebat


 Nyeri kepala pada masa hamil dapat merupakan  gejala preeklampsia, suatu penyakit yang terjadi hanya pada wanita hamil, dan jika tidak diatasi dapat menyebabkan kejang maternal, stroke, koagulopati dan kematian.
      Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah yang serius adalah:
a.    sakit kepala hebat
b.    sakit kepala yang menetap dan
c.    tidak hilang dengan istirahat.
            Kadang–kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat disebabkan karena terjadinya edema pada otak dan meningkatnya resistensi otak yang mempengaruhi Sistem Saraf Pusat, yang dapat menimbulkan kelainan serebral (nyeri kepala, kejang), dan gangguan penglihatan. 

3.     Penglihatan Kabur

Perubahan penglihatan atau pandangan kabur, dapat menjadi tanda preeklampsi.
                    Masalah visual yang mengidentifikasikan keadaan yang mengancam jiwa adalah perubahan visual mendadak, misalnya penglihatan  kabur atau berbayang, melihat bintik-bintik (spot) , berkunag-kunag.
                  Selain itu adanya skotoma, diplopia dan ambiliopia merupakan tanda-tanda yang menunjukkan adanya pre-eklampsia berat yang mengarah pada eklampsia. Hal ini disebabkan adanya perubahan peredaran darah dalam pusat penglihatan di korteks cerebri atau didalam retina (edema retina dan spasme pembuluh darah). Perubahan penglihatan ini mungkin juga disertai dengan sakit kepala yang hebat


4.     Bengkak pada Wajah, Kaki dan Tangan


       Edema ialah penimbunan cairan secara umum dan berlebihan dalam jaringan tubuh, dan biasanya dapat diketahui dari kenaikan berat badan  serta pembengkakan kaki, jari tangan dan muka. Edema pretibial yang rigan sering ditemukan pada kehamilan biasa, sehingga tidak seberapa berarti untuk penentuan diagnosis preeklampsia.  Hampir separuh dari ibu-ibu akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya hilang setelah beristirahat atau meninggikan kaki. Edema yang menghawatirkan ialah edema yang muncul mendadak dan cenderung meluas.

Edema bisa menjadi menunjukkan adanya masalah serius dengan tanda-tanda antara lain :
a.       Jika muncul pada muka dan tangan
b.      Bengkak tidak hilang setelah beristirahat
c.       Bengkak disertai dengan keluhan fisik lainnya, seperti : sakit kepala yang hebat, pandangan mata  kabur dll. Hal ini dapat merupakan pertanda anemia, gagal jantung atau pre-eklampsia

5.     Nyeri Perut yang Hebat


             Seorang wanita hamil  Keuhan nyeri perut dapat merupakan gejala penyakit atau komplikasi yang fatal. Keadaan ini dapat terjadi pada kehamilan muda yaitu pada usia kehamilan kurang 22 minggu ataupun pada kehamilan lanjut yaitu pada usia kehamilan lebih 22 minggu.


                  Selama masa hamil nyeri perut hebat dapat menunjukkan:
·       Kehamilan ektopik
·       preeklampsi,
·       persalinan premature,
·       solution plasenta.
·       Abortus
·       Ruptura uteri imminens

6.    Gerakan Janin Berkurang


           Gerak janin pertama inutero yang dapat dirasakan ibu disebut quickening, ini terjadi pada usia kehamilan 18 – 20 minggu pada wanita yang baru pertama kali hamil dan antara minggu ke 16 – 18 pada wanita  yang mengandung bayi berikutnya.
Salah satu pedoman yang dapat diterima untuk menghitung gerakan janin ialah 10 gerakan dalam periode 12 jam, artinya jika bayi bergerak kurang dari  10 kali dalam 12 jam ini menunjukkan adanya sesuatu hal yang patologis pada bayi tersebut, dan wanita hamilharus segera memberi tahu tenaga kesehatan untuk diperiksa lebih lanjut.
Kadang-kadang bayi bergerak sangat sedikit sehingga ibu menganggap gerakan bayi hilang. Meskipun kagagalan untuk merasakan gerakan bayi pada waktu tertentu disebabkan ketidak awasan ibu, laporan penurunan atau tidak adanya gerakan harus mendapat perhatian serius dan suatu test khusus harus diprogramkan. Karena beberapa wanita masih berfikir bahwa gerakan bayi didalam rahim yang melambat sebelum persalinan adalah normal, pastikan untuk memberi ibu penjelasan bahwa hal tersebut tidak benar.